Bukan kemana, tapi dengan siapa (Indo - Eng)

Sudah pernah pergi ke Singapura? Sudah pernah ya.. Kalau ke Jepang? Kuala Lumpur? Atau mungkin ke Paris? Kalau sudah semua, ya bagus juga.. Kalau belum? Jangan berkecil hati dahulu. 
Bisa pergi jauh mengunjungi daerah wisata seperti itu mungkin akan terasa menyenangkan, karena kesempatan seperti itu tidak bisa dimiliki oleh siapapun. Tapi jangan sampai pamer dan lupa daratan saja, karena para backpacker profesional pasti lebih banyak mengunjungi daerah wisata yang berbeda – beda, dan mendapatkan pengalaman yang lebih seru lagi daripada kita.
Yang keuangannya pas – pasan, tidak perlu berkecil hati. Kebahagiaan itu bukan masalah kita berada ditempat – tempat yang orang lain impikan seperti itu, karena kebahagiaan sejati bukanlah datang dari luar diri kita, bukan karena faktor eksternal. Daripada kita terlalu mencemaskan kemana kita bisa pergi bersantai ria, menghabiskan waktu senggang, mungkin satu hal ini yang harus kita lebih pertimbangkan mulai saat ini “Bersama siapakah kita ditempat itu”.
Ke Paris, ke Jepang, ke Singapura, mana pun itu yang lokasinya jauh dari tempat kita saat ini, kelihatannya agak konyol juga kalau kita perginya sendirian, kecuali kita memang merencanakan hal itu dari awal, untuk backpacking, ataupun mungkin untuk Me-Time, tapi rasanya sangat jarang ada orang yang seperti itu. Mengunjungi lokasi tertentu yang dekat dengan tempat kita saat ini pun tidak akan menjadi masalah asal kita membawa partner kita, teman – teman kita, keluarga ataupun sanak saudara, untuk sekedar bersantai sejenak, menumbuhkan rasa kebersamaan.
Kita ini makhluk sosial, bukanlah robot meskipun kita mungkin termasuk orang yang introvert maupun ekstrovert. Untuk dapat pergi dengan cepat, pergilah sendirian; untuk dapat pergi jauh, pergilah beramai – ramai. Hal ini juga berlaku dengan yang namanya kesuksesan. Apabila kesuksesan diibaratkan dengan puncak sebuah gunung, dan kita sudah berada dipuncak gunung tersebut (baca : sudah sukses) tapi hanya seorang diri, dimana letak kesenangannya? Bukankah kebahagiaan akan lebih berdampak lagi apabila kebahagiaan itu dibagi?


Have you been Singapore? Oh, you have… How about Japan? Kuala Lumpur? Or maybe Paris? If you have been those places, it’s good… If not? Don’t be sad.
Having the capacity to visit those places is incredibly fun, because not everyone can have the similar chance. But please don’t show off and don’t be delirious, because of knowing that every profesional backpacker must have been visited more places than we did, and had more exciting experiences than us.
For those whose have tight budget, don’t be sad. Happiness is not always about going to those places, that most people dream of, because true happiness doesn’t come from outside of us, or the external factors. Instead of worrying too much of where we can go to enjoy life, to have a relaxing time, maybe we should consider more about this matter since now on, “With whom we go there”
Paris, Japan, Singapore, no matter how far it is from where we are right now, it may seem ridiculous if we go there alone, unless we plan the trip in that way, for backpacking, or perhaps for Me-Time, but I think people are seldom do it in that way. Visiting particular places that close to where we are now will not be a big problem as long as we bring along our partner, our friends, family members or even relatives, to just have fun, and cultivate the sense of togetherness.
We are social-being, not a robot, irrespective from we are introvert or extrovert person. If we want to travel in hurry, please go alone; if we want to travel further, please go together. This matter also prevails in success. If we imagine success like a peak of a mountain, and we have reached the peak (become a success person) but we are alone, where is the essential of happiness? Does happiness give better impact if it’s shared?

Comments

Popular Posts